SUKSESKAN TAKSASI PRODUKSI 2020

Kebijakan yang tepat guna tidak bisa serta merta dibuat oleh manajemen. Bukan tindakan bijaksana jika kita hanya bisa menuntut. Diperlukan urun rembug berbagai pihak berdasarkan pengalaman, intuisi asumsi dan yang terpenting adalah data. Data yang benar akan menghasilkan kebijakan yang tepat. Sebaliknya apabila data yang disampaikan salah, maka capaian kebijakan bisa meleset dari sasaran. Garbage in, garbage out.

Salah satu dasar untuk menentukan kebijakan kapan saat yang tepat untuk giling tebu adalah taksasi produksi. Taksasi produksi merupakan kegiatan untuk menduga potensi produksi tebu yang akan diperoleh pada saat tebang nanti. Taksasi Produksi diperlukan untuk merencanakan masa giling, penghitungan penyediaan (jumlah) bahan baku tebu giling serta hari giling, selanjutnya dibuat pola tebang dan pola giling per periode.

Taksasi produksi meliputi a) Taksasi Desember. Dilaksanakan pada bulan Desember, yaitu pada saat tanaman sudah memasuki fase pertumbuhan memanjang beruas dan tumbuh dengan habitus yang baik. Taksasi Desember dilakukan dengan metode pandangan mata dan secara acak/sampling, umumnya tetap melakukan sampling uji petik perhitungan jumlah batang dan tinggi tanaman; b) Taksasi Maret. Dilaksaksanakan pada bulan Maret. Dilakukan perhitungan secara akurat meliputi jumlah batang per juring, tinggi batang, berat batang per meter dan faktor juringan; dan c) Taksasi ulang (dalam masa giling) untuk konfirmasi ulang hasil taksasi sebelumnya.

Data potensi produksi tebu hasil dari taksasi tersebut nantinya akan dibagi kapasitas giling pabrik sehingga menghasilkan jumlah hari giling. Berbagai alternatif skenario atau pola giling akan disajikan oleh Bagian Tanaman kepada manajemen. Misalnya di PG Krebet Baru (Kabupaten Malang) yang memiliki dua pabrik dengan kapasitas berbeda, yaitu PG Krebet Baru I kapasitas 6.500 TCD dan PG Krebet Baru II kapasitas 5.500 TCD. Data taksasi digunakan untuk menentukan kapan waktu giling untuk masing-masing pabrik. Bisakah keduanya dijalankan bersama-sama di awal giling atau salah satu terlebih dahulu.

Manajemen bertugas menyusun langkah-langkah strategis yang efektif dan efisien. Termasuk dalam menentukan pola giling. Mana yang sebaiknya dijalankan dahulu. Apakah PG Krebet Baru I yang kapasitasnya lebih besar atau PG Krebet Baru II yang lebih kecil. Tentunya manajemen tidak akan sembarangan menentukan kebijakan tanpa dasar. Seluruh insan PT PG Rajawali I telah dididik untuk PINTER. Kependekan dari tata nilai perusahaan, yaitu Profesionalism, Integrity, Team Work, Excellence dan Respect.

Taksasi kebun dilakukan oleh Petugas Lapang Pabrik Gula (PLPG) bersama petani untuk Tebu Rakyat (TR) dan dilakukan oleh PLPG bersama Sinder Kebun Wilayah (SKW) untuk Tebu Sendiri (TS) milik pabrik. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah penentuan sampel kebun. Dikarenakan keterbatasan sumber daya (waktu, tenaga, pikiran, jangkauan), maka luas sampel taksasi cukup 15-20% dari total TS dan TR.

Selanjutnya diperlukan pembuatan jalan kontrol per sepuluh juring. Jalan tersebut harus bersih dan mudah dilalui agar tidak mengganggu pekerjaan. Kemudian, menentukan sampel per petak yaitu sebanyak 5% dari total juring. Umumnya menggunakan juring ke 15,30 dan 45 dari kanan-kiri batas kebun. Tahapan lengkapnya dapat dilihat melalui instagram @pt_rajawali1 pada link berikut. Mari kita sukseskan taksasi produksi untuk giling 2020 yang lebih sukses. Satu jiwa raih juara!

Leave a Reply