MILLENNIALS PT PG RAJAWALI I BELAJAR KONSEP BISNIS EKSELEN

SURABAYA – Masa depan adalah apa yang kita bangun hari ini. Kualitas segala apa yang akan dibangun tersebut juga tidak akan lepas dari kualitas manusianya. Oleh karena itu Pemerintah menjadikan pembangunan SDM sebagai salah satu sasaran utama pembangunan Indonesia. Sejalan dengan sasaran tersebut, perusahaan juga secara rutin melaksanakan Sharing Knowledge Forum Millennials (SKFM) di Kantor Direksi PT PG Rajawali I.

Bertempat di Ruang BOCA, yaitu ruang pertemuan yang sengaja didesign dinamis dan kekinian, setiap Jumat pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB diadakan SKFM. Kegiatan tersebut wajib diikuti oleh karyawan milenial seluruh bagian di Kantor Direksi. Tujuannya, agar para milenial yang jauh dari unit PG dan bekerja sebagai suport sistem ini dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang setara atau istilahnya satu frekuensi, baik di bidang operasional maupun non operasional.

Harapannya tidak ada lagi milenial yang ditanya tentang hal tertentu di luar bidangnya kemudian jawabannya “tidah tahu”. Atau ditantang dengan penugasan baru malah menjawab, “tidak mampu” atau “tidak mau” padahal yang bersangkutan belum mencoba. Tentunya ini menunjukan karakter individu yang tidak ekselen dan tidak sesuai dengan tata nilai Insan Rajawali, yaitu PINTER. Profesionalism, Integrity, Team Work, Excellence dan Respect.

Milenial Bidang Sekretaris Perusahaan, Ratna Sari Dewi (31/1) menyampaikan sharing terkait konsep bisnis ekselen berdasarkan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU). Disamping itu, disampaikan pula pengalamannya ketika mengases implementasi KPKU di anak Perusahaan PT RNI (Persero) lainnya sejak tahun 2017 dan di BUMN lainnya pada tahun 2019. Pengalaman berharga tersebut disampaikan kepada sesama rekan milenial juga dalam rangka memotivasi agar lebih banyak muncul asesor BUMN dari generasi milenial RNI Group.

SKFM dibuat sedemikian rupa dengan suasana yang rilex, sehingga cara penyampaian materinya pun menyesuaikan. Timpalan-timpalan candaan dan celoteh sudah menjadi hal biasa di SKFM. Apalagi ketika materi yang disampaikan kebetulan dari milenial untuk milenial. Sangat berbeda dengan Focus Group Discussion, meeting atau seminar konvensional yang cenderung serius dan formal. Semua yang mengikuti SKFM juga bisa sambil menikmati snack dan aneka minuman secara self service.

Secara umum karyawan PT PG Rajawali I sudah mengalami sendiri bagaimana situasi perusahaan ketika diases implementasi KPKU. Dari pengalaman tersebut muncul berbagai pertanyaan kepada narasumber, khususnya tentang data pembanding. Narasumber menyampaikan alasan filosofis mengapa perusahaan perlu membandingkan kinerjanya dengan perusahaan lain atau jika diibaratkan manusia, mengapa manusia perlu melihat lingkungannya. Menengok ke bawah jika kita merasa penuh kesulitan agar kita senantiasa bersyukur dan menengok ke atas jika itu tentang prestasi agar kita termotivasi.

Data pembanding diperlukan perusahaan sebagai cermin untuk introspeksi. Mengingat tujuan data pembanding tersebut, tentunya jika ingin berkinerja ekselen maka perusahaan perlu membandingkan dirinya dengan kompetitor atau benchmarknya. Meskipun demikian, konsep KPKU juga memahami bahwa mencari data pembanding untuk setiap indikator kinerja itu tidak mudah. Oleh karena itu, perusahaan yang masih berada pada posisi early development ke bawah tidak harus membandingkan perusahaannya dengan kompetitor. Cukuplah mencari pembanding di lingkungan asosiasinya atau di RNI Group.

Namun ketika perusahaan sudah masuk level good performance maka data pembanding yang digunakan benar-benar diuji kualitasnya. Minimal data dari kompetitor utama, benchmark atau leader di industri sejenis. Perusahaan pun dituntut memiliki level di atas kinerja pembanding tersebut. Tujuannya tentu agar daya saing perusahaan meningkat. Perusahaan terdorong untuk melakukan improvement agar kinerja membaik dan ekselen.

KPKU secara komprehensif menilai dua aspek, yaitu: a) Dimensi Proses menggunakan peta ADLI dan b) Dimensi Hasil dengan metode LeTCI mencangkup data realisasi tiga tahun kebelakang dan proyeksi dua tahun kedepan. Hasil assesment berupa skor posisi perusahaan serta identifikasi hal-hal yang dapat diapresiasi dari perusahaan (strenght) dan hal-hal yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki oleh perusahaan (opportunity for improvement/OFI). Semoga dengan pemahaman yang lebih baik tentang KPKU, insan PT PG Rajawali I dapat mengoptimalkan penggunaan tools KPKU tersebut untuk meningkatkan kinerja. Satu jiwa raih juara!

Leave a Reply