JAKARTA – Berpartisipasi pada BUMN Award 2019, Direktur Utama (Warsito) PT PG Rajawali I menyampaikan transformasi yang pernah dilakukan, hasil saat ini dan sasaran strategis di masa mendatang (26/02). “Secara konsolidasi, PT PG Rajawali I memiliki kinerja laba dan produktifitas gula yang lebih baik dibanding perusahaan gula BUMN lainnya. Hal tersebut adalah hasil tata kelola dan pengelolaan risiko yang lebih efektif dibanding perusahaan BUMN gula lainnya”, hal tersebut disampaikan oleh Warsito pada saat presentasi penjurian BUMN Award 2019.
Transformasi yang pernah dilakukan oleh PT PG Rajawali I adalah budaya clean and clear serta budaya tebu bersih khususnya di unit PG Krebet Baru. PG Krebet Baru adalah pionir budaya tebu bersih di wilayah Malang Raya. Pembenahan budaya tebu bersih dimulai pada 2010-2012 pada saat PG Krebet Baru dipimpin oleh Warsito selaku General Manager. Hasilnya di tahun 2012, PG Krebet Baru yang selama ini dalam sejarah selalu memiliki rendemen di bawah PG pesaing seperti PG Candi Baru dan PG Rejo Agung Baru, melejit kinerja rendemennya menjadi tertinggi se BUMN.
Sebelum tahun 2012, rendemen PG Krebet Baru selalu di bawah 7%. Setelah mentransformasi pola pendekatan kepada petani dari pelayanan ke pembinaan, terjadi perubahan perilaku petani untuk mengupayakan tebu bersih. PG berhasil mendidik petani menyukai tebu bersih karena terbukti mampu meningkatkan rendemen. Langkah konkreatnya adalah membudayakan tebu bersih sejak dari kebun dengan klentek daun. Klentek daun dapat mengurangi cemaran non gula pada saat digiling. Disamping itu, klentek daun menyebabkan sinar matahari lebih optimal untuk mempercepat proses kemasakan tebu.
Diterapkan pula cost leadership secara konkreat melalui penghematan biaya Bahan Bakar Alternatif dari 68 Milyar di tahun 2010 menjadi 15 Milyar di tahun 2011. Saat ini, Warsito yang mempelopori transformasi di PG Krebet Baru adalah Direktur Utama PT PG Rajawali I. Beliau purnakarya yang mendapat tugas dari PT RNI (Persero) selaku pemegang saham untuk membenahi kembali kinerja PT PG Rajawali I secara konsolidasi. Baik PG Krebet Baru, PG Rejo Agung Baru serta menyiapkan transformasi di era millennials. Hilirisasi produk turunan tebu non Gula Kristal Putih.
Hingga saat ini, PT PG Rajawali I terus mempertahankan budaya clean and clear. Meski beberapa kali terjadi pergantian Direksi dan Dewan Komisaris, PT PG Rajawali I tetap konsisten. Khususnya dalam pengambilan kebijakan, pengadaan barang/jasa, perbaikan kualitas bahan baku tebu dan bertransformasi menjadi pabrik gula yang terdigitalisasi mengarah ke industri 4.0.
Namun kinerja operasional dan tata kola yang semakin baik tidak dibarengi dengan peningkatan laba. Hal ini dikarenakan tekanan harga gula yang terus menurun akibat rembesan gula impor eks-raw sugar dari Thailand yang memiliki harga lebih murah. Padahal raw sugar adalah bahan baku gula rafinasi yang seharusnya tidak boleh dijual untuk konsumsi langsung. Pemerintah sebenarnya telah mengatur tata niaga gula melalui serangkaian peraturan dan kebijakan. Namun seringkali pelaksanaan di lapangan jauh dari kendali pemerintah. Perlu dukungan masyarakat untuk turut mengawasi peredaran gula impor. Impossiple is nothing, yes we can! Satu jiwa raih juara. (rsd).
wah selamat semoga terjalin silaturahmi yg baik