SURABAYA – Pada tanggal 25-26 Februari 2019, PT PG Rajawali I bekerja sama dengan Proxsis GRC Indonesia menyelenggarakan workshop Manajemen Risiko di Kantor Direksi PT PG Rajawali I. Pelatihan ini dihadiri oleh Direksi, GM PG Krebet Baru, GM PG Rejo Agung Baru, Para Kepala Bidang, Para Kepala Bagian Kantor Direksi dan Tim Champion Manajemen Risiko.
Pada hari pertama pelatihan dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pemaparan filosofi manajemen risiko berbasis ISO 31000;2018 dan sesi pemahaman proses manajemen risiko dengan Tim Champion Manajemen Risiko. Kemudian dilanjutkan dengan sesi pendalaman teknis dengan Tim Champion Manajemen Risiko di hari kedua.
Bapak Victor Riwu Kaho, Senior Trainer of Proxsis GRC Indonesia menjelaskan bahwa seringkali orang masih bingung membedakan antara risiko dan masalah, dimana masalah sebenarnya adalah sesuatu yang telah terjadi dan muncul akibat adanya keputusan masa lalu, sedangkan risiko adalah sesuatu hal yang belum terjadi dan muncul akibat adanya efek ketidakpastian terhadap sasaran di masa yang akan datang. Risiko sering ditandai dengan potensi peristiwa dan dampak, atau kombinasi keduanya.
Dalam proses bisnis sehari-hari suatu keputusan/kebijakan lebih banyak dilakukan melalui proses informal atau alamiah sehingga tidak terukur. Adanya manajemen risiko dapat membantu perusahaan sebagai panduan dalam mengambil keputusan dimasa akan datang, karena setiap perusahaan pasti menghadapi berbagai macam risiko di berbagai aspek organisasi baik di bidang operasional, keuangan, SDM dan lingkungan bisnis. Dalam penerapannya, kunci manajemen risiko paling utama adalah harus adanya kepemimpinan dan komitmen dari jajaran pengambil kebijakan, proses integrasi, implementasi, evaluasi serta perbaikan berkelanjutan.
Pada hari kedua, melalui sesi pendalaman teknis yang dipandu oleh Bapak Ivan Lanin, Senior Trainer & Director of Proxsis GRC Indonesia Tim Champion Manajemen Risiko mendapat pembekalan mendalam mengenai penyusunan profil risiko (risk profile). Profil risiko sendiri adalah uraian risiko yang telah dinilai dan dikumpulkan dari unit kerja untuk kemudian diagregasikan di tingkat organisasi. Dalam penyusunan profil risiko, hal terpenting yang harus dilakukan adalah penetapan konteks untuk selanjutnya melakukan identifikasi risiko guna memperoleh sebanyak mungkin risiko yang dapat menghambat pencapaian sasaran organisasi karena risiko yang tidak teridentifikasi tidak akan dapat dianalisis dan dievaluasi. Kemudian melakukan analisis dan evaluasi risiko untuk mengetahui proses perlakuan risiko yang paling sesuai dan efektif apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak.
Diharapkan dengan adanya workshop Manajemen Risiko ini akan meningkatkan budaya sadar risiko di lingkungan PT PG Rajawali I sehingga manajemen risiko dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang dan perusahaan dapat mengidentifikasi risiko di masa depan sesuai kondisi real yang dihadapi dan berhasil menghadapi tantangan bisnis kedepan. (ysf).
Risiko sering ditandai dengan potensi peristiwa dan dampak, atau kombinasi keduanya.