PERSIAPAN LAHAN UNTUK TANAM TEBU DI PG REJO AGUNG BARU

Salah seorang mahasiswa semester akhir program Diploma III jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik LPP, Yogyakarta telah menyelesaikan Program Mahasiswa Magang Bersertifikat (PMMB) di PT PG Rajawali I. Materi yang dipelajarinya selama PMMB antara lain kegiatan persiapan lahan untuk tanaman tebu di PG Rejo Agung Baru, Kota Madiun.

Persiapan lahan bertujuan untuk mengolah tanah sehingga dapat menyediakan media tanam untuk tanaman tebu dengan ukuran tanah yang tidak berupa bongkahan besar-besar sehingga dapat memperbaiki aerasi dan melindungi bibit dengan baik. Persiapan lahan yang dilakukan di PG Rejo Agung Baru menggunakan sistem mekanisasi, semi-mekanisasi, dan manual.

Tahapan dalam sistem mekanisasi antara lain: a) Bajak 1, tanah dipotong dan dibalik hasilnya berupa bongkahan; b) Bajak 2, menghancurkan bongkahan menjadi lebih halus; dan c) Kair, pembuatan lubang tanam. Persiapan lahan utamanya ditujukan agar bibit-bibit tebu dapat tumbuh  dengan cepat dan baik hingga sampai masa tebang.

Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh Sinder Kebun Wilayah (SKW), Petugas Lapang Pabrik Gula (PLPG) maupun mandor, tidak terlepas dari perencanaan. SKW berpedoman pada Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dalam menentukan biaya persiapan lahan. SKW membuat Rencana Anggaran Kebun (cadongan) di dalamnya meliputi kebutuhan alat, bahan, tenaga kerja dan biaya garap. Persiapan lahan menggunakan sistem mekanisasi membutuhkan tenaga kerja sebanyak satu orang sebagai pengemudi traktor.

Di era digitalisasi saat ini, pengajuan biaya garap dilakukan melalui sistem aplikasi dari Mandor ke PLPG, kemudian diverifikasi SKW hingga Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan. Biaya garap tidak bisa diajukan jika sudah melebihi RKAP, oleh karena itu akurasi dalam perencanaan dan kedisiplinan dalam melaksanakan perencanaan tersebut sangat dibutuhkan.

Persiapan lahan terdiri dari beberapa tahap pekerjaan. Pertama, pembersihan lahan dari seresah-seresah dan daduk ataupun sisa potongan tanaman sebelumnya yang kemudian di kumpulkan di pinggir kebun atau setiap tiga juringan. Sampah kebun tersebut seharusnya dipindahkan untuk dimanfaatkan, misalnya sebagai kompos. Namun saat ini lebih banyak dilakukan pembakaran untuk mempercepat waktu pekerjaan.

Kedua, pemasangan ajir. Diawali dengan penyikuan lahan yang bertujuan untuk pengamatan kemiringan tanah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam penentuan arah saluran pemasukan dan pembuangan air, dan ajir sebagai patokan arah pembuatan got mujur, got malang, dan leg/juringan.

Ketiga, bajak I. Bajak I menggunakan implement disc plow untuk membalik tanah, menggemburkan dan sekaligus menghancurkan bekas tunggul tebu yang ada di lahan dengan kedalaman 30 cm dan memiliki kapasitas kerja 1,875 ha/hk. Keempat, bajak II. Bajak II menggunakan implement disc plow bertujuan untuk mencacah menggemburkan tanah kembali dengan kedalaman 30 cm dan memiliki kapasitas kerja 1,875 ha/hk. Waktu yang diperlukan untuk menunggu bajak I ke bajak II kurang lebih 2 minggu.

Kelima, pembuatan kairan dengan jarak puncak ke puncak (PKP) 1.10 meter, 1.20 meter dan 1.35 meter dengan kedalaman 30 cm yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kedalaman lebih dari 30 cm maka akan semakin baik. Rata-rata panjang juringan 7,5 meter atau tergantung luasan lahan yang tersedia serta keadaan lingkungan. Alat yang digunakan adalah traktor 150 HP serta implement kair/furrow.

Keenam, pembuatan got keliling. Got keliling berfungsi untuk memasukkan air kedalam lahan dan sebagai saluran pembuangan air utama. Got keliling dilakukan pendalaman sebanyak 3 kali agar mendapatkan kedalaman 80 cm. Besar kecil nya got disesuaikan dengan keadaan tanah dan struktur tanah yang ada.

Ketujuh, pembuatan got mujur. Pembuatan got mujur dibuat sejajar atau searah dengan leng atau juringan dengan fungsi untuk mengatur air dalam lahan dan untuk mengeluarkan air dengan cara peresapan ke got keliling setelah dilakukan proses pengairan. Got mujur juga mempertimbangkan arah kemiringan tanah, sehingga dibuat melintang dengan arah kemiringan tanah. Pembuatan got mujur baru dapat dimulai apabila kedalaman dari got keliling sudah mencapai 70%. Kedalaman yang demikian akan memudahkan air irigasi mengalir ke arah penggalian got mujur yang sedang dikerjakan. Got munjur memiliki kedalaman 30 cm dan lebar 50 cm.

Kedelapan, pembutan got malang. Pembuatan got malang dibuat tegak lurus terhadap got mujur dan juringan. Fungsi got malang sama dengan got mujur yaitu mengatur air dalam lahan dan mengeluarkan air dengan cara peresapan. Seperti halnya dengan pembuatan got mujur, pembuatan got malang dapat baru dibuat apabila kedalaman dari got mujur sudah mencapai kedalaman 70%. Kedalaman got malang 60 cm dan lebar 50 cm.

Demikian sharing knowledge hasil belajar Program Magang Mahasiswa Bersertifikat. Semoga bermanfaat serta dapat menambah kebaikan untuk seluruh pegiat budidaya tebu. Mendukung vokasi, PT PG Rajawali I siap bertransformasi menjadi lebih baik. Satu jiwa raih juara! (rsd).

Leave a Reply