RENCANAKAN EKSPANSI MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS GILING

Mengacu pada RJPP PT PG Rajawali I periode 2019-2023, perusahaan masih akan memproduksi gula sebagai produk utama dan tetes sebagai hasil samping mempertimbangkan potensi pasar lokal yang masih sangat besar. Sementara untuk produk pengembangan akan mulai diinisiasi pada tahun 2020 sesuai hasil kajian kelayakannya. Adapun pengembangan PT PG Rajawali I difokuskan untuk meningkatkan nilai tambah hasil samping produksi gula, seperti biopackaging dari ampas dan biofuel dari tetes bersama mitra strategis.

Produksi gula PT PG Rajawali I tahun 2019 sebanyak 197.322 ton atau 8,89% dari total taksasi produksi gula nasional berbasis tebu yang mencapai 2,22 juta ton. Produksi PT PG Rajawali I tersebut diperoleh dari penggilingan 2.269.740 ton tebu. Produksi tersebut dapat memenuhi 7,05% market share kebutuhan gula konsumsi nasional yang besarnya mencapai 2,8 Juta Ton. Adapun demand kebutuhan gula nasional baik gula konsumsi maupun gula industri adalah sebesar 5,7 juta ton sehingga terdapat gap sebesar 0,58 juta ton gula konsumsi dan 2,9 juta ton gula industri.

Gap kekurangan gula tersebut dipenuhi melalui impor gula rafinasi dan atau raw sugar untuk diolah menjadi gula rafinasi. Gula rafinasi untuk industri dilarang dijual bebas di pasar konsumsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perdagangan Gula Kristal Rafinasi. Apabila gula rafinasi merembes ke pasar konsumsi dapat mengakibatkan jatuhnya harga gula di pasar lokal, menimbulkan kerugian bagi petani dan berdampak pada menurunnya animo masyarakat menanam tebu sehingga kontraproduktif dengan program swasembada gula nasional.

Tahun 2019, gula memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi PT PG Rajawali I sebesar 94,38% atau Rp 2,04 triliun. Sedangkan tetes memberikan kontribusi sebesar 5,62% atau Rp 121,75 miliar. Mekanisme penjualan untuk gula dilakukan secara langsung oleh Tim Marketing PT PG Rajawali I dan tidak langsung melalui PT Rajawali Nusindo. Sedangkan untuk tetes dilakukan melalui mekanisme langsung kepada end user ataupun secara tidak langsung melalui PT Rajawali Nusindo.

PT PG Rajawali I memiliki dua unit usaha, yaitu PG Krebet Baru di Kabupaten Malang dan PG Rejo Agung Baru Di Kota Madiun. Jumlah tebu digiling PG Krebet Baru maupun PG Rejo Agung Baru terus meningkat selama tiga tahun terakhir dan hampir seluruhnya merupakan tebu rakyat. Tahun 2019, perusahaan hanya mengolah 78.549 ton tebu atau 3,46% tebu sendiri (TS). Perusahaan menggiling 1.784.694 ton tebu atau 78,63% yang berasal dari tebu rakyat kemitraan dengan fasilitas kredit dan 37.376 ton atau 1,65% tebu dari tebu rakyat kemitraan tanpa fasilitas kredit. Sementara jumlah bahan baku tebu yang berasal dari tebu rakyat non kemitraan (tebu bebas) adalah 369.122 ton atau 16,26%.

Ketersediaan bahan baku mendukung pencapaian PG Krebet Baru untuk memberikan kontribusi 93% dari laba perusahaan. Sementara PG Rejo Agung Baru meskipun memiliki SDM yang tidak kalah mumpuni dibanding PG Krebet Baru hanya mampu memberikan kontribusi 7% dari laba perusahaan. Diperlukan alternatif sumber bahan baku lain yang lebih murah untuk mendorong kinerja PG Rejo Agung Baru di tengah ketatnya persaingan. Misalnya melalui suplay raw sugar yang harganya jauh lebih rendah dibanding bahan baku tebu.

Menilik hasil analisis SWOT, posisi daya saing PT PG Rajawali I berada pada kuadran pertama (growth) sehingga perlu menerapkan strategi ekspansi untuk meningkatkan market share produksi gula. Ekspansi tersebut akan dilakukan melalui peningkatan kapasitas giling PG Krebet Baru di Kabupaten Malang secara bertahap mulai tahun 2020 berdasarkan kelayakan kajian. Semoga apa yang diupayakan oleh perusahaan dan segenap insan PT PG Rajawali I mendapat ridho Tuhan Yang Maha Esa. Satu jiwa raih juara! (RSD-RW1).

Leave a Reply

error: Content is protected !!