Ada pepatah, “Build people, build business” atau dalam bahasa Indonesia dimaknai, bangunlah SDM untuk membangun bisnis. Artinya, apabila seseorang atau perusahaan ingin membangun bisnis maka yang harus disiapkan terlebih dahulu adalah SDM nya, karena merekalah yang nantinya akan membangun bisnis. Lebih luas lagi dalam kehidupan berbangsa tidak sekadar membangun bisnis namun membangun negara.
Paradigma tersebut diimplementasikan oleh PT RNI (Persero) melalui pendidikan atau pembinaan kepada generasi millennials termasuk Millennials dari PT PG Rajawali I. Dalam rangkaian acara Launching “The Millers” dan Sharing Session (31/7), Millennials PT PG Rajawali I mendapat asupan wawasan kebangsaan dari orang nomor satu di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius.
Dari Bapak Suhardi millennials PT PG Rajawali I memperoleh gambaran umum disertai bukti-bukti nyata bagaimana praktik-praktik radikalisme negatif telah terpapar ke generasi-generasi muda. Radikalisme negatif ini yang membuat mereka mampu melakukan aksi bom bunuh diri, membunuh orang lain yang dianggap tidak sesuai dengan paham yang mereka anut dan mirisnya banyak diantara mereka berusia sangat muda.
Radikalisme positif seperti yang ditunjukan oleh para ilmuan dunia seperti Albert Einstein tentunya berdampak positif bagi peradaban. Namun sebaliknya, apabila radikalisme yang dimiliki seseorang itu negatif maka dampaknya akan merusak lingkungan, orang lain bahkan bisa merusak dirinya sendiri. Tentunya hal tersebut sangat disayangkan. Menurut Komjen Suhardi Alius, beliau sepakat paham radikalisme tidak bisa diafiliasikan ke agama tertentu. Tidak ada agama yang radikal negatif, yang ada manusia-manusia yang keliru memahami agamanya dan menjadi radikal negatif.
Sungguh malang mereka yang mengalami kesesatan. Tugas kita semua selain mencegah agar diri kita masing-masing tidak terpapar paham radikal negatif juga adalah menolong mereka yang pernah terpapar agar kembali dapat bersosialisasi secara wajar. Niat baik itulah yang nampaknya menggerakan hati pejabat setingkat menteri, Bapak Suhardi sehingga mau bertemu langsung dengan millennial RNI Group termasuk PT PG Rajawali I.
Kami melihat kesungguhan, ketulusan dan bukti nyata kerja keras beliau. Bagaimana beliau menunjukan peran dan fungsi BNPT merangkul kembali para eks-napi terorisme untuk kembali kepada pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bukan dengan jalan kekerasan, namun dengan hati. Tentunya, apa yang disampaikan oleh hati akan sampai juga ke hati. Hati akan menuntun kesadaran para insan untuk kembali ke jalan yang lurus, yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Pada sharing session tersebut, hampir seluruh audiens tidak kuasa menitikan air mata tak terkecuali Agung P. Murdanoto Komisaris Utama PT PG Rajawali I yang juga Direktur Pengembangan PT RNI (Persero) ketika ditayangkan moment curahan hati para korban pengeboman dan para pelaku yang disebut dengan napi terorisme ketika dipertemukan. Para korban merasa marah, sedih dan penuh kecamuk emosi. Namun pada akhirnya setelah bertemu dan berdialog langsung dengan para pelaku bom yang telah mengakui kekhilafannya, mereka dapat saling iklas memaafkan. Saling menerima. Mungkin inilah jalan Tuhan Yang Maha Esa yang harus mereka tempuh.
Direktur Utama PT RNI (Persero) dan Kepala BNPT mengingatkan beberapa ciri orang yang terkena paparan radikalisme negatif. Misalnya suka menyendiri, membentuk kelompok eksklusif, intoleran dan terlihat dari unggahan di media sosialnya. Para millennials diminta peka dan peduli terhadap lingkungannya untuk mencegah penyebarluasan paham radikalisme negatif ini. Tentunya millennials sepakat. Sesuai dengan tagline The Millers, ”Millenilas Berdaya, RNI Juara!” (rsd).
semoga sering di adakan acara seperti ini