SELAYANG PANDANG SATUAN PENGAWAS INTERNAL

SURABAYA – Ada pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”.  Seperti itulah pandangan umum karyawan millennials tentang Bidang Satuan Pengawas Internal (SPI). Apalagi karyawan non operasional yang jarang berinteraksi langsung dengan SPI. Bidang SPI di PT PG Rajawali I merupakan organ yang menjalankan fungsi pengawasan internal. Melalui Sharing Knowledge Forum Millennials (8/11), Tim SPI berupaya menjelaskan tugas-tugasnya di PT PG Rajawali I.

Ferdy Widarto selaku Kepala Bagian SPI Non Operasional menjelaskan bahwa SPI merupakan suatu aktivitas independen, pemberian jaminan (assurance) yang obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Selain itu, membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, proses pengelolaan organisasi.

Dijelaskan pula bahwa ada berbagai jenis pengendalian, yaitu internal kontrol, eksternal kontrol, formal kontrol dan informal kontrol. SPI merupakan salah satu bentuk internal kontrol. Berdasarkan Piagam Audit Internal PT PG Rajawali I, SPI bertujuan menjadi Satuan Pengawas Intern yang profesional sebagai mitra Manajemen demi terlaksananya tata kelola yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan.

Seiring berjalannya waktu, paradigma SPI mengalami perkembangan. Pada tahun 1940 s.d 1970an SPI dipandang sebagai watchdog. Ruang lingkup dan fungsi SPI sebagai “anjing penjaga” adalah menjalankan audit kepatuhan (ketaatan) dan memberikan rekomendasi jangka pendek. Pada tahun 1970an s.d 1990an SPI berubah fungsi sebagai konsultan. SPI menjalanlan audit operasional dan berperan sebagai konsultan sehingga dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan sumberdaya dengan prinsip 3E (efisien, efektif dan ekonomis). SPI dapat memberikan rekomendasi jangka menengah. Pada tahun 1990an s.d  sekarang, SPI berubah fungsi menjadi katalis. SPI bertugas sebagai quality assurance, fasilitator, agent of change, risk based-audit sehingga dapat memberikan rekomendasi jangka panjang.

Jenis-jenis audit juga bermacam-macam. Pertama, financial audit yang mencangkup audit laporan keuangan, serta review atas kelayakan penyajian laporan keuangan. Kedua, compliance audit yang mencangkup audit kepatuhan tata tertib peraturan dan audit terhadap tingkat kepatuhan atas setiap prosedur / kebijakan. Ketiga, operational audit yang mencangkup audit operasional dan audit untuk menilai efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Keempat, special audit yang mencangkup audit khusus / investigasi dan audit adanya indikasi terjadinya kecurangan.

Langkah kerja SPI sistematis dan menerapkan PDCA atau Plan, Do, Cek dan Action. Pertama, SPI membuat Dokumen Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) berdasarkan kondisi dan kebutuhan perusahaan. PKPT yang telah disetujui lalu dilaksanakan oleh Tim SPI sesuai pembagian tugasnya. Seorang Auditor SPI biasanya memeriksa kondisi suatu obyek, lalu membandingkannya dengan kriteria. Jika terjadi ketidaksesuaian, Auditor SPI lalu menelusuri penyebabnya hingga ditemukan akan masalah. Auditor SPI juga menelusuri dampak ketidaksesuaian tersebut terhadap proses bisnis perusahaan.

Selanjutnya, Auditor SPI kan memberikan laporan berupa komentar Auditor yang dirangkum dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). LHP tersebut kemudian disampaikan kepada Direksi dan bidang terkait sebagai penanggung jawab proses bisnis agar dapat menjalankan fungsi pembinaan dan monitoring serta kepada Auditee sebagai pemilik proses agar dapat dilakukan tindak lanjut perbaikan.

Menarik dan penting sekali fungsi SPI bukan? Meskipun demikian, SPI tidak akan mampu bekerja jika tidak ada kerja sama dari seluruh pihak. Wujud kerjasama yang paling sederhana namun vital adalah memberikan data yang benar. Ibarat karyawan yang melakukan medical check up, tidak perlu menyembunyikan kolesterol yang tinggi ataupun gejala-gejala negatif lainnya agar dokter dapat segera mendiagnosis dengan akurat jika terjadi penyakit. Disamping itu, agar dokter tidak salah memberikan resep yang bukannya menyehatkan malah semakin memperparah karena salah mendiagnosis.

Sebagai Insan RNI yang PINTER, mari sama-sama kita dukung kerja SPI. Kita bersinergi untuk menjaga kelangsungan perusahaan. Khususnya para milennials yang waktu pensiunnya tentunya masih lama. Perusahaan ini memang tidak bisa membuat kita kaya, namun sudah terbukti telah memberikan banyak kehidupan bagi karyawan, petani, rekanan dan pedagang gula. Sudah barang tentu kita wajib menjaga keberkahannya. Satu jiwa raih juara! (rsd).

Leave a Reply