Pengelolaan keuangan adalah titik kritis untuk menjamin kelangsungan perusahaan di masa mendatang. Agar dapat mengelola keuangan dengan baik, perusahaan perlu melihat struktur keuangan pesaing sebagai benchmark. Mendukung visi unggul di tingkat global, PT PG Rajawali I berupaya melihat struktur biaya perusahaan gula di negara lain. Lebih spesifik di industri gula, terhadap struktur biaya yang membentuk HPP. Salah satunya adalah di perusahaan gula India.
India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Berdasarkan International Journal in Management and Social Science Vol.03 halaman 36-50 terbitan tahun 2015, di India hanya 5% PG yang dimiliki oleh BUMN. Mayoritas adalah PG swasta dan koperasi.
Salah satu PG nya, yaitu Mahatma Gandhi Sahakar Sakkare Karkhane Limited (MGSSK.ltd). Kapasitasnya 2.500 TCD, didirikan tahun 2003. MGSSK.ltd memiliki struktur biaya sebagai berikuti: a) Biaya tebu 61%; b) Biaya Proses 10%; c) Gaji dan benefit lainnya 2%; d) Biaya penyusutan alat 12%; e) Biaya perawatan dan perbaikan alat hampir 0%; f) Beban bunga 11%; g) Biaya administrasi dan penjualan 4%.
Contoh lainnya adalah Bidar Sahakar Sakkare Karkhane Limited (BSSK). Kapasitasnya 3.500 TCD, didirikan tahun 1961 dengan basis koperasi. Jumlah karyawannya sekitar 1.000 orang. BSSK memiliki struktur biaya sebagai berikuti: a) Biaya tebu 69%; b) Biaya Proses 10%; c) Gaji dan benefit lainnya 9%; d) Biaya penyusutan alat hampir 0%; e) Biaya perawatan dan perbaikan alat 1%; f) Beban bunga 11%; g) Biaya administrasi dan penjualan hampir 0%.
Contoh lain yang memiliki biaya tebu terendah di wilayah Karnataka adalah Naranja Sahakar Sakkare Karkhane Limited (NSSK) karena ketersediaan bahan baku tebu yang melimpah di wilayahnya. Kapasitasnya 2.500 TCD, didirikan tahun 2000. NSSK memiliki struktur biaya sebagai berikuti: a) Biaya tebu 57%; b) Biaya Proses 13%; c) Gaji dan benefit lainnya 5%; d) Biaya penyusutan alat 4%; e) Biaya perawatan dan perbaikan 1%; f) Beban bunga 15%; g) Biaya administrasi dan penjualan 5%.
Semoga dengan mengetahui struktur biaya tersebut dapat menjadi langkah awal untuk melakukan self assessment terhadap struktur biaya masing-masing unit PG di bawah manajemen PT PG Rajawali I. Kemudian, diharapkan dapat menjadi stimulan pengelolaan secara komprehensif. Baik dari perencanaan (plan), pelaksanaan (do), monitoring (check), dan tidak lanjut (action). Satu jiwa raih juara. Salam transformasi HPP! (rsd).
sangat membantu, makasih